Satu pagi di acara breakfast meeting, semua peserta meeting menerima fortune cookies. Sebuah kue dengan tulisan kertas di dalamnya yang memuat pesan-pesan positif yang dipercaya sesuai dengan kebutuhan dan/atau kondisi si penerima fortune cookie.
Berbagai reaksi dari para anggota meeting kecil itu (kurang lebih ada 6 orang) diterima. Percaya atau tidak, fortune cookies yang diterima dan dibaca secara bergantian itu memang menggambarkan kondisi masing-masing penerima fortune cookie.
Mulai dari departemen sales yang “diingatkan” mengenai kerja keras untuk hasil yang lebih bagus, sampai dengan Direktur yang menerima perkenalan dengan fortune cookie berisi perihal pentingnya adaptasi. Percaya atau tidak, tidak ada rekayasa di dalamnya. Sudah seperti acara magician show pokoknya.
Tibalah giliran saya dan dengan kebingungan yang “entah” rasanya “hampa” ketika membuka gulungan kertas dalam fortune cookies saya. Isinya:
The great leadership job is to create another leaders.
Nah, benar saja, rasanya itu… tetap entah. Tanggapan dari hadirin rapat pun datar. Tapi tidak di otak saya, terasa ada yang mengganjal.

Regenerasi Dan Manajemen Waktu – Pemikiran Random
Tak lama berselang, sebuah percakapan kembali memantik ingatan saya akan fortune cookies tersebut. Dalam diskusi dengan seorang teman, saya diingatkan kembali betapa waktu itu sangat relatif. Lama buat seseorang, singkat buat orang lain.
Bagi seorang yang sedang sangat menikmati waktu, 24 jam sehari rasanya sangat kurang. Sedangkan bagi beberapa orang lainnya yang sedang menunggu sesuatu misalnya, 2,5 jam saja terasa sangat lama. Apa kaitannya?

Kepemimpinan, Relatifitas & Produktifitas, Suksesi
Ada yang pernah baca biografi Steve Jobs? Di sana ada ungkapan bahwa Beliau adalah pengikut hidup yang cepat dan singkat. Jadi, sederhananya ada orang yang mempunyai pola hidup cepat; cepat naik – cepat juga selesai, ada juga yang steady but safe.
Di sini, relatifitas jatah waktu bagi manusia mengemuka kembali. Bahkan, dalam beberapa kutipan terkenal dari Steve Jobs, dia selalu mengemukakan bahwa hidup ini sangat singkat, dan karenanya jangan sampai kita menjalani hidup ini sebagai orang lain.
Dalam kaitannya dengan kepemimpinan, maka penting sekali untuk dapat mengetahui seberapa efektif kepemimpinan seseorang dalam sebuah lembaga, dalam waktu yang singkat. Dan pada umumnya hal ini sudah ditetapkan untuk disepakati bersama dalam kurun waktu tertentu.
Seorang RT saja menjabat hanya dalam waktu 3 tahun di lingkungan tinggal saya. Bahkan seorang presiden yang ditentukan menjabat selama 5 tahun satu periode pun, tidak bisa menjamin untuk dapat langgeng selama itu apabila kepemimpinannya mengalami kegagalan.
Nah, dengan waktu yang singkat tersebut, seberapa produktif kita itu yang seharusnya menjadi ukuran. Semakin produktif, semakin bisa memanfaatkan waktu yang singkat itu untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada lembaga atau organisasi yang dipimpinnya.
Dalam konsep yang selalu kami yakini, orang yang lebih baik adalah orang yang lebih banyak manfaatnya untuk sesama. Seorang pemimpin yang lebih baik pun adalah seorang pemimpin yang mampu memberi manfaat lebih banyak untuk organisasi yang dipimpinnya.
Dalam hal bisnis, maka manfaat terbesar seorang pemimpin yang baik adalah lahirnya kembali pemimpin-pemimpin baru untuk bisa melanggengkan bisnis tersebut dalam kiprahnya secara jangka panjang. Karena apabila terlalu bergantung kepada tokoh pemimpin, maka usaha yang ada sangat terbatas usianya sepanjang hidup tokoh pemimpin tersebut.
Dalam konteks itulah, mungkin, pekerjaan pemimpin yang hebat adalah melahirkan pemimpin-pemimpin berikutnya. Dalam bisnis, seorang pimpinan wajib meng-kaderisasi pemimpin berikutnya untuk melanjutkan usaha yang ada atau menyiapkan suksesi kepemimpinannya. Tentu, tidak hanya untuk bisa bertahan, tapi juga untuk senantiasa berkembang seiring jaman.
Epilog
Memikirkan hal ini dan isi fortune cookie tersebut, saya akhirnya teringat petuah Cak Nun:
Siapa bilang para pendahulu kita sudah mati, mereka masih hidup. Dalam wujud ide, pemikiran, pendirian, karakter, dan segala hal baik yang pernah ditorehkan. Untuk generasi kita dan bahkan generasi yang akan datang.