Pernah mendengar pertanyaan atau pernyataan; kemana larinya pendapatan selama ini? Kenapa yang lain bisa membeli sesuatu sementara kita tidak, bahkan dengan penghasilan yang relatif sama?
Sederhananya adalah, bagaimana kita mengelola pendapatan selama ini beserta akumulasinya? Sebuah kondisi yang apabila kita ladeni untuk dijabarkan menjadi seolah tak berujung, karena relatifitas dalam kasus ini memegang kunci di setiap jawaban yang ada.
Bagi entrepreneur, kondisi ini juga tak jarang mampu menjadi pemantik adanya semangat bahwa setiap orang tidak hanya punya peluang yang sama, tapi juga punya relatifitas upaya (effort) yang musti dipertimbangkan sebagai peluang. Peluang untuk menjadi kunci memenangkan persaingan tentunya.
Lantas, apakah itu berarti seorang entrepreneur harus bisa ‘memangkas’ potensi entrepreneur lainnya untuk bisa berhasil? Sekali-kali JANGAN terjebak dengan kondisi ini. Bahkan seorang mentor mengatakan itu namanya mental MISKIN.
Dalam simpul madani yang kami coba pelajari, kami sebut sebagai optimalisasi plafond keberhasilan. Bahwa setiap orang memiliki jatah keberhasilan sendiri yang merupakan fasilitas dari Yang Kuasa dalam bentuk plafond. Yang sederhananya bisa dibaca ; mentok atas bisa, kurang dari plafond bisa jadi, lebih tidak mungkin. Tiga poin inilah yang kemudian harus difahami secara menyeluruh.
Bahwa kita punya jatah berhasil masing-masing, membuat setiap entrepreneur harusnya bisa selalu bertransaksi dengan pola win-win solution, bukan win-lose solution atau zero sum game. Karena betapa kayanya Sang Maha Kaya sehingga jangan pernah khawatir akan habisnya kekayaan-NYA untuk membuat kaya setiap orang.
Yang harus kita benahi justru bagaimana kita mengoptimalkan plafond yang ada, yang mana kita tidak tahu dan memang tidak perlu tahu persisnya berapa? Kesamaan antara kita adalah modal waktu yang 24 jam sehari, Bill Gates pun hanya punya 24 jam yang sama dengan kita, demikian juga Bob Sadino, Sandiaga Uno, dan para entrepreneur sukses lainnya sama, hanya punya 24 jam sehari dan mereka tidak tahu persis berapa jatah plafond keberhasilannya.
Jadi, optimalkan saja faktor yang sudah kita punya di depan mata, waktu, jadikan 24 jam itu sebagai ladang tak terhingga untuk mengambil semua plafond yang ada. Kalau mereka bisa, kenapa kita tidak?
Semangat Sang Entrepreneur.
2 komentar