Manajemen Keuangan dan Akuntansi untuk Start-up

Business finance
Image from : flickr.com

 

Apakah kamu memulai usaha kecil atau menengah (UKM) ataupun berencana memulainya? Jika iya, apakah menurutmu Laporan Keuangan itu penting?

Masih banyak yang menganggap bahwa pengelolaan keuangan (melalui Laporan Keuangan) dalam UKM itu belum dibutuhkan karena rumit. Namun pada saat yang bersamaan tidak sedikit yang paham bahwa  hanya dengan pengelolaan keuangan yang baik, sebuah usaha bisa berkembang. Karena itu, agar bisa lepas dari sebutan UKM, ada baiknya kita mengenal Laporan Keuangan.

Laporan Keuangan adalah informasi mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan yang dihasilkan dari sebuah sistem informasi akuntansi. Laporan ini biasanya digunakan oleh bank ataupun investor sebagai dasar untuk menganalisa kelayakan pengajuan kredit. Jadi kita harus memanage laporan ini dengan baik jika ingin berkembang dengan suntikan dana dari mereka.

Selain itu, bagi manajemen, laporan keuangan ini juga berfungsi dalam hal pengambilan keputusan untuk perusahaan. Misalnya dari Laporan Arus Kas (Cash Flow), manajemen bisa tahu seberapa besar dana tunai yang masuk dan dipergunakan untuk apa saja.

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN

Pada dasarnya, Laporan Keuangan standard terdiri dari 3 (tiga) jenis laporan. Namun ada beberapa yang menambahkan satu jenis lagi, yaitu Laporan Perubahan Modal, yang menunjukkan perubahan dalam struktur modal, apakah dikarenakan transaksi penambahan modal itu sendiri atau karena laba/rugi perusahaan.

Income Statement

Income Statement atau biasa disebut Laporan Laba-Rugi adalah perbandingan antara total pendapatan dan total biaya selama satu periode tertentu (bulanan, semi annual atau annual).

Kesalahpahaman yang umum terjadi mengenai laporan ini adalah bahwa hasil akhir dari laporan ini (laba/rugi sebelum depresiasi dan pajak) sama dengan uang yang diterima. Hal ini bisa dianggap benar adanya jika perusahaan hanya melakukan penjualan maupun pembelian secara tunai

Namun praktiknya tidak semua penjualan dilakukan secara tunai (piutang), dan tidak semua biaya operasional kita bayar tunai (hutang).

Yang biasa diperhatikan dalam laporan ini adalah EBITDA – Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization untuk dibandingkan dengan perusahaan dalam industri yang sama. Nanti akan ada bahasan tersendiri tentang ini.

Balance Sheet

Balance Sheet atau biasa disebut Neraca, adalah ‘gambaran’ langsung dari aktiva yang digunakan oleh perusahaan dan dana yang berkaitan dengan aktivitas tersebut.  Neraca adalah dokumen statis yang berkaitan dengan satu hal pada satu waktu. Oleh sebab itu, kita dapat mengambil gambar yang berulang dalam interval waktu yang tetap – bulanan, per kuartal, tahunan – untuk mengetahui perubahan aktiva dan dana dari waktu ke waktu (Key Management Ratios – Ciaran Walsh, 2006).

Secara sederhana, dari laporan ini kita bisa mengetahui berapa harta yang dimiliki perusahaan dan juga pembiayaan yang digunakan untuk memperoleh harta itu (apakah dengan berhutang/sendiri (modal)/dari operasional usaha).

Penting untuk diingat dalam laporan yang satu ini adalah masalah rasio yang bisa dijadikan dasar untuk analisa guna melihat seberapa sehat perusahaan, seperti rasio likuiditas (kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek secara tunai), rasio turn-over persediaan, dan sebagainya. Lebih detail mengenai rasio akan dibahas terpisah nanti.

Cash Flow

Laporan arus kas adalah alat paling tajam dalam analisa perkembangan usaha. Dalam laporan ini diuraikan sumber dan pengeluaran kas selama periode tertentu. Dari laporan ini dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam jangka pendek, juga aktivitas keuangan perusahaan yang sedang dilakukan. Apakah kas digunakan secara signifikan untuk operasional? Ataukah dana digunakan untuk investasi dalam bentuk harta jangka panjang? Ataukah dana diperoleh dari dan digunakan untuk pendanaan?

Bagi pemula, sangat dianjurkan menganalisa arus kas dalam jangka minimal 3 bulanan untuk dapat mengendalikan arah usaha secara terstruktur. Misalnya, dengan melihat arus dana keluar yang tinggi di bagian investasi, kita dapat menganalisa apakah perusahaan melakukan investasi berlebih (yang sebenarnya dapat ditunda pembeliannya). Atau seberapa prosentasi pengeluaran dana untuk membayar pengembalian pinjaman dan bunga setiap periodenya.

Demikian sekilas sharing sederhana mengenai manajemen keuangan dan akuntansi untuk start-up. Lebih lanjut akan kami sampaikan secara berseri dalam postingan-postingan berikutnya dengan tema Finance 4 Startup.

3 komentar

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *