
Banyak yang bilang memulai usaha tidak hanya perihal modal, tapi juga perihal ide. Katakanlah modal sudah ada meskipun terbatas, tapi bagaimana dengan ide usaha mana yang akan dibiayai?
Dalam praktiknya, beberapa orang yang sudah nyemplung di dunia usaha justru mengalami kebanjiran ide. Koq bisa? Bisa saja, sebagaimana sudah pernah kami sharing, kebanyakan pengusaha pemula pada fase berikutnya justru mengalami kesulitan dalam hal fokus usaha karena seolah ide bertaburan dan segalanya mungkin dilakukan oleh Sang Entrepreneur.
Pada dasarnya adalah hal yang wajar apabila para pengusaha mengalami hal tersebut. Kondisi ini secara sederhana dapat dijelaskan karena motivasi dan pemikiran dicurahkan sepenuhnya secara positif kepada ide usaha, maka akan terlihat begitu banyak ide usaha yang mungkin dan sangat feasible untuk dijalankan. Hanya saja, energi dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankannya tentu terbatas sehingga kondisi ini justru membingungkan.
Bagaimana untuk menghadapi kondisi ini? Yang paling utama untuk diingat adalah, jangan pernah lupa untuk menuliskannya. Karena bisa jadi kita tidak bisa menjalankannya sekarang, tapi di lain waktu kita akan lebih leluasa dan lebih menguasai ide tersebut untuk bisa dilaksanakan.
Lantas, apa lagi setelahnya?
Dua pertanyaan mendasar berikutnya apabila ide atau ide-ide tersebut akan dijalankan dalam jangka waktu dekat adalah:
- apakah produk atau jasa dari ide tersebut jelas?
- apakah ada pembeli dan/atau pembeli potensial yang jelas?
Matriks Skala Prioritas
Setelah kedua pertanyaan tersebut terjawab, maka beberapa ide tersebut dapat disusun dalam matriks pemeringkat seperti contoh berikut:
Dalam matriks tersebut, setiap ide dinilai berdasar empat faktor; Manfaat yang didapat – Sumber Daya yang dibutuhkan – Profitabilitas yang akan diraih – serta bagaimana ide tersebut selaras dengan Visi kita.
Pertama, secara umum, seberapa besar manfaat ide usaha tersebut untuk bisnis dan pelanggan kita. Sangat perlu dipahami bahwa manfaat disini tidak berhenti untuk bisnis kita sendiri, tapi juga untuk orang lain, utamanya pelanggan, dan lingkungan kita.
Kedua, seberapa besar sumber daya yang dibutuhkan untuk realisasi ide usaha tersebut. Seberapa besar modal finansial, waktu, jaringan, dan kebutuhan lainnya untuk terselenggaranya ide usaha ini. Khusus untuk faktor ini, semakin sedikit kebutuhannya, semakin besar poin yang kita bubuhkan di dalam matriks ini.
Ketiga, berapa uang yang diperoleh jika ide ini kita jalankan. khusus untuk point ini, ukurannya harus jelas, yaitu uang yang didapat.
Keempat, last but the most important, seberapa pas ide ini dengan visi bisnis kita. Ini penting, seberapa besar pun keuntungan yang didapat, sekecil apapun sumber daya yang dibutuhkan, dan seberapa besar pun manfaatnya untuk bisnis kita, mustinya jangan menjadikan visi kita melemah. Itu seharusnya senantiasa dijaga, karena seorang entrepreneur itu dinilai dari seberapa kuat visinya.
Disaat kita tidak tau harus memulai dari mana, matriks ini bisa dijadikan guidance.
Mau contoh atau tutorial penggunaan matriks tersebut? feel free to contact us.
Salam Entrepreneur
1 komentar