Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan bertemu dan berdiskusi dengan seorang pengusaha yang sedang mengembangkan bisnis baru di area baru. Pokoknya, sama sekali baru buat dia, baik dari sisi bidang usaha yang akan digeluti maupun daerah yang akan menjadi basis operasinya.
Mengenai bisnis apa dan bagaimana, nanti kita sharing cerita perjalanan bisnisnya di kesempatan lainnya. Kali ini kita akan lebih banyak belajar dari fase persiapan, yang memang saat ini sedang dilalui oleh IDPreneurs.
Dalam persiapan bisnisnya, yang kebetulan tim kami terlibat di dalamnya sebagai konsultan, banyak sekali pelajaran yang bisa kami petik. Dan akan sangat membanggakan kalau kami bisa menteleportasikan manfaatnya kepada sobatpreneurs semua.
Visi Jadi Pondasi
Beberapa bulan yang lalu IDPreneurs kita ini datang kepada kami. Kemudian kita mulai diskusi mengenai potensi dari sebuah kota kecil yang mulai menjadi primadona akhir-akhir ini. Kita gali semua potensi yang bisa dioptimalkan dari kondisi yang ada.
Bukan satu atau dua diskusi yang dilakukan untuk proses “tambang visi” dalam memulai sebuah bisnis. Bahkan tidak jarang agenda diskusi menjadi seperti tak memiliki batas waktu. Apalagi di era konektivitas sosial yang semakin tinggi ini, diskusi bisa kapan saja dan dimana saja.
[alert-success] [/alert-success]
Dari pecahan-pecahan diskusi itulah kita lihat setiap kesempatan berikut segala tantangannya, setiap potensi berikut segenap resikonya. Semua kita bahas untuk mendapatkan sebuah pondasi. Untuk sebuah bisnis yang paling bisa kita lakukan secara optimal. Karena setiap pebisnis punya kapasitas masing-masing untuk mengeksekusi sebuah pilihan potensi bisnis.
Dari evaluasi tersebut kemudian kita rumuskan, akan jadi siapa kita dalam area bisnis yang sudah kita definisikan.
Baca juga: Berkuda, Kebebasan, dan Berbisnis
Menjadi Yang Terbaik, Bukan Yang Pertama
Saat kemudian kita memilih sebuah bidang usaha yang akan digeluti, seringkali yang kita dapati adalah bahwa area tersebut sudah ada pemain lama di dalamnya. Dalam kondisi ini, menjadi pemain pertama bukanlah sebuah pilihan yang mungkin bisa diambil.
Begitu juga yang dihadapi IDpreneurs kita kali ini. Bidang usaha yang akan dimasuki sudah ada beberapa pelaku bisnis di dalamnya. Memang belum ramai persaingan, akan tetapi tentu IDPreneurs sudah tidak bisa lagi menjadi yang pertama.
Tapi, menjadi yang pertama bukanlah segalanya dalam bisnis. Bahkan, saya selalu ingat kalimat dari seorang musisi bernama Noegi Noegraha;
Menjadi yang pertama adalah bagus, menjadi yang terbaik itu lebih bagus, tapi jauh lebih bagus untuk menjadi satu-satunya.
Diferensiasi sebagai Tiket Masuk Pasar
Dari kondisi di mana sudah tidak memungkinkan lagi menjadi yang pertama, dan ini kami yakin banyak dijumpai, maka Sang Entrepreneur memutuskan untuk memiliki diferensiasi produk layanan sebagai tiket masuk pasar.
Bukan pekerjaan mudah memang untuk memiliki “pembeda” bagi seorang entrepreneur pemula. Apalagi di bidang usaha yang benar-benar baru. Tapi dengan pandangan sebagai “orang luar” yang benar-benar out of the box, menjadikan proses pencarian tersebut terasa lebih mudah.
Sedikit sharing tips tentang diferensiasi adalah;
Posisikan kita sebagai customer saat harus menentukan fitur produk yang diinginkan. Tapi, jangan lagi menggunakan asumsi bahwa pembeli adalah raja, sekarang ini sebisa mungkin jadikan pembeli sebagai brand ambassador anda.
Bersabar dengan Riset
Pernah dengar cerita tentang riset Pocari Sweat? Bagi yang belum silahkan simak di sini.
Pelajaran yang selalu saya ingat dari Pocari Sweat adalah keteguhan dan kesabaran dalam riset, hingga mencari timing yang tepat dalam peluncuran produk menjadi sangat krusial.
Itu juga yang menjadi pegangan IDPreneurs kita kali ini. Memang jasa yang akan digeluti sebagai bidang usaha sangat menggiurkan saat ini. Tapi kematangan informasi dan kesiapan usaha dari segala aspek menjadi sangat diperhitungkan.
Terlebih lagi, dari pengamatan pemain yang sudah ada, bisnis yang akan dijalani sangat likuid. Dalam artian, para pemain lama sangat tidak terduga dalam menyikapi perubahan pasar.
Itulah yang kemudian membuat kami dan tim senantiasa berpikir untuk bisa merumuskan sebuah formula usaha yang tahan banting. Dari kondisi tersebut pulalah kami berkesimpulan bahwa riset sangat penting untuk dituntaskan.
Baik riset terhadap pola permintaan pasar, maupun strategi dan pola usaha yang sudah dijalankan oleh para pemain lama. Kita tidak hanya bisa menyandarkan informasi hanya pada pengamatan di permukaan, karena bisnis selalu punya rahasia.
Pelajaran lain dari kisah Pocari Sweat adalah fokus.
Fokus Dalam Tahap Persiapan Bisnis
Banyak pebisnis pemula merasakan godaan dari segala arah seolah semua peluang bisa dikerjakan. Bahkan tidak jarang seorang pebisnis pemula merasa bisa langsung menjadikan bisnisnya seperti layaknya konglomerasi.
Di sini pada dasarnya mental seorang pengusaha diuji. Apakah dia hanya akan jadi pemain musiman ataukah akan menjadi pebisnis besar. Karena semua ada ilmunya. Hanya dengan fokus pada tujuan di setiap tahapan berbisnis, maka cita-cita tersebut akan tercapai.
Ya pada intinya sih, kami ingin membagi apa yang kami dapatkan dalam tahap persiapan bisnis. Yang mana saat ini kami terlibat di dalamnya. Semoga memberi manfaat dan silahkan teleportasikan manfaatnya. Dan kami ingin mengingatkan agar sobatpreneurs semua FOKUS! Kalau fokus, tahap persiapan bisnis ini pun akan bisa dilalui dengan baik.