Ada yang sudah nonton film Avengers yang kedua? Age of Ultron? Saya nonton minggu lalu dan saat membuat Review Film Avengers Age of Ultron ini, ada hal yang membuat saya belajar. Belajar hal yang terkait dengan wirausaha. Ada ya? Mungkin itu terlintas dalam benak kalian. Tapi nyatanya ada kok. Apa yang bisa kita pelajari, untuk wirausaha, dari Avengers.
Seperti yang pernah dibahas berulang-ulang di sini bahwa memulai usaha sendiri gak mudah, kita membutuhkan network agar bisa menjalankannya dengan baik. Dan dari network itu kita bekerja sama menggapai hal yang bisa kita capai bersama. Inilah yang kita dapat pelajari dari film ini.
TEAM – Belajar dari Avengers tentang Wirausaha
Ada kutipan yang saya suka ingat kalau sudah bicara soal TEAM, yaitu:
There is no I in team
Yup. Gak ada I atau kalau dalam bahasa Inggrisnya “saya” dalam sebuah kelompok. Kalau kita sudah berbicara atas nama kelompok, kita diharapkan menanggalkan ke-aku-an kita.
Team Avengers
Kelompok ini, sebagaimana kita tahu, terdiri dari beberapa individu luar biasa. Captain America, The Hulk, Iron Man, Thor, Black Widow, dan Hawkeye. Masing-masing dengan kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Dibentuk oleh tim SHIELD untuk mempertahankan bumi dari serangan asing. Apakah kelompok ini berhasil? Tentunya. Kita masih ingat perjuangan di film pertama kan. Nah di film kedua ini pun kita diajak kembali belajar.
Kekuatan sebuah kelompok adalah kerjasamanya. Inilah yang kita pelajari dari film ini, di antaranya yaitu:
1. Tujuan
Kelompok ini bukanlah kelompok super tanpa masalah. Semua individu yang tergabung di sini tentunya punya tujuan masing-masing. Misalnya saja Iron Man, dia memang bergabung dalam kelompok ini, tapi di sisi lain, dia pun punya tujuan pribadi dalam hidupnya.
Yang kita bisa pelajari adalah ketika kita sudah bergabung dalam suatu kelompok, tujuan pribadi itu haruslah ditinggalkan. Tujuan yang harus dipegang oleh masing-masing adalah tujuan kelompok. Mereka menunjukkan ke kita kalau semua fokus pada tujuan yang sama, akan dapat dilakukan dengan mudah.
2. Personal vs Personal
Setiap individu dalam Avengers adalah individu super. Masing-masing memiliki kelebihan tersendiri. Hulk yang badan besar tentunya lebih kuat daripada Hawkeye. Tapi di sisi lain, masing-masing punya kekurangan. Hulk itu susah sekali dikendalikan. Di situlah Black Widow datang, untuk menenangkannya.
Nah sebagaimana Avengers, kita pun demikian kalau sudah dalam kelompok. Saya yakin tiap-tiap dari kita punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tapi kalau sudah bicara soal kelompok, semua harus bisa bekerja sama. Bukan lagi bagaimana satu orang lebih menonjol dibanding yang lain.
Melainkan bagaimana kelebihan masing-masing bersinergi untuk kelompok. Dan kekurangan individu saling ditutup oleh anggota lainnya.
3. Pemimpin
Dalam Avengers, tanpa kita sadari, Captain America berdiri sebagai pemimpin di antara yang lainnya. Memang terkadang diledek oleh yang lain tapi yang lain menuruti apa yang dikatakannya.
Coba bayangkan jika kita dalam kelompok yang tanpa pemimpin. Tidak ada yang mengarahkan kelompok untuk kembali ke tujuan yang awal. Tujuan kelompok ini tak akan tercapai. Itu bisa dipastikan. Berani mengambil keputusan, walau berarti tidak disukai oleh anggota lainnya, adalah salah satu tanggung jawab si pemimpin.
4. Keterbukaan
Dalam Avengers Age of Ultron, kita diajak bertemu Iron Man yang berusaha membuat program perdamaian yang akhirnya malah menentang balik kelompok ini. Saat melakukannya, Iron Man tidak berbicara pada yang lain, hanya dia dan Bruce Benner (The Hulk) saja yang tahu. Tapi ujung-ujungnya berimbas pada semua anggota.
Di sinilah kita belajar bahwa dalam kelompok, sebisa mungkin terbuka. Semua yang terjadi perlu kita sampaikan secara terbuka dengan anggota lainnya. Setidaknya dengan demikian anggota lainnya pun mengerti apa yang kira-kira akan terjadi nantinya.
Itulah beberapa yang dapat kita pelajari dari Avengers Age of Ultron. Kekuatan kerjasama tentunya sangat baik untuk menaklukkan dunia. Sama seperti dalam wirausaha, kekuatan dari masing-masing individu hebat harus disatukan agar mampu bersaing dengan semua yang ada.
Banyak individu yang hebat di Indonesia ini, yang jago dalam IT, Finance, Management, Human Resource. Namun semua terpencar. Kenapa tidak membentuk kelompok yang bisa saling melengkapi? Membentuk kelompok yang sevisi dalam menghadapi tantangan dunia entrepreneurship bersama? Tidak ada kata terlambat untuk memulai kan?