Terkadang membingungkan bagi seorang entrepreneur untuk memilih peluang mana yang benar-benar potensi usaha atau sekedar godaan mata. Sementara di sisi lain, gelora wirausaha kadang mendorong seorang entrepreneur untuk menjadi “kalap” dalam berbisnis. Semua peluang dirasa penting, bahkan semua lini bisnis dirasa menjanjikan, hanya karena semangat yang menggebu.
Dalam situasi seperti ini, pelajaran-pelajaran dan teori mengenai passion kadang dikesampingkan. Bahkan tidak jarang sulit untuk diterima apabila ada yang memberikan peringatan, tokh yang dirasa adalah semangat dan perasaan all-out untuk berwirausaha.
Salah satu pandangan yang patut dijadikan bahan acuan adalah, bahwa semakin banyak bidang yang kita pelajari maka semakin sulit bagi kita untuk menjadi seorang ahli. Fokus, adalah sebuah kata kunci yang memerlukan komitmen berkesinambungan bagi setiap startup agar bisnisnya tidak hanya menjadi UKM. Saat semua peluang dirasa bisa menjanjikan potensi bisnis yang setaraf, maka pertanyaan berikutnya adalah bisnis yang mana yang bisa kita tekuni sehingga bisa berkembang.
Seorang entrepreneur memang dituntut multitalenta, terlebih secara individu, dalam perkembangannya seorang pemilik usaha harus bisa keluar dari jebakan operasional rutin yang harus segera didelegasikan. Dengan kalimat lain, justru seorang entrepreneur sebagai pribadi “jangan menjadi ahli” dalam hal operasional. Dia harus bisa mempelajari semunya. Tapi secara entitas bisnis, sebuah usaha harus menjadi ahli, menjadi pemain kunci di bidangnya. Agar tidak hanya menjadi pemain.
Demikianlah, antara multitalenta dan wirausaha. Salam, semangat Sang Entrepreneur.
1 komentar