Minggu lalu kita sudah bahas pentingnya mencari solusi-solusi baru dalam bisnis. Nah, sekarang kita coba gali lebih dalam bagaimana cara mencari solusi-solusi baru tersebut, khususnya, dan bagaimana melakukan inovasi pada umumnya.
Pernah perhatikan perbedaan antara smartphone produksi Apple dan Samsung? apakah itu sebuah inovasi menurut kamu? Atau, mari kita lihat contoh lain; pernah dengar lagu-lagu group band kesukaanmu? Seberapa banyak mereka terpengaruh musik dari band pendahulu yang kata mereka menginspirasinya? Terakhir, mari kita lihat juga contoh di bidang lain; pernahkah baca tulisan tentang akuntansi untuk pemula? Percayakah bahwa rujukan semua tulisan itu adalah sama?
Inovasi dan Perspektif Baru
Inovasi terkadang diartikan sebagai hasil (bisa produk atau jasa) yang sama-sekali baru (totally brand new). Padahal, menurut kami, hampir tidak bisa ditemukan sesuatu yang benar-benar baru dalam produk dan/atau jasa baru. Yang ada adalah, proses lahirnya yang melewati sebuah proses yang lahir dari perspektif atau cara pandang dari si produsen yang sama-sekali baru.
Sebagai contoh, saat menggunakan iPhone dari Apple, bisa jadi seorang pengguna merasa bahwa tombol X kurang tepat berada di sisi kanan, dan kemudian dia memproduksi smartphone yang sejenis dengan lokasi tombol X pada tempat yang sesuai dengan perspektifnya itu tadi. Atau, seorang musisi yang selalu mendengarkan lagu-lagu dari group band favoritnya kemudian merasa ada yang kurang dari alunan nada yang ada, dan akhirnya mencipta rangkaian nada yang spiritnya sama dengan perspektif yang baru. Terakhir, bisa saja ada 10 orang akuntan yang diajari teori dasar akuntansi oleh seorang dosen dan kemudian menuliskan pemahamannya akan dasar-dasar akuntansi dengan cara pandang masing-masing sehingga melahirkan 10 tulisan yang (tampak) berbeda.
Sekarang jadi lebih jelas bukan, orisinalitas itu milik persepsi, sedangkan produk atau jasa baru cenderung “mirip”.
Meniru dengan Cara Baru
Lalu, bagaimana menemukan sebuah inovasi?
Langkah pertama adalah hal yang sama sebagaimana jika kita akan memulai usaha; tanyakan pada diri sendiri, solusi apa yang ingin kita hadirkan untuk sebuah kondisi yang kita amati? Misalnya; banyak orang masih belum memahami secara detail namun ringan tentang apa itu Business Plan bagi sebuah startups?
Kedua, observasi tentang solusi-solusi sejenis yang sudah ada. Menyambung contoh di atas, temukan literatur dan beberapa penjelasan mengenai materi business plan yang sudah ada. Perkaya diri dengan pemahaman kondisi pasar. Pastikan kita memperoleh dasar yang mumpuni untuk membuat sebuah lompatan.
Ketiga, amati kelebihan dan kekurangan dari solusi-solusi yang sudah ada. Ini penting untuk menambah keunikan atau diferensiasi produk atau jasa yang akan ditawarkan. Pergunakan posisi paling tinggi untuk melihat kondisi pasar, sehingga menghasilkan pendapat yang paling obyektif. Dalam contoh sebelumnya, perkaya pemahaman kita tentang literatur yang sudah ada lengkap dengan sudut pandang penulisnya dan kelemahan akan diterimanya tulisan-tulisan tersebut sebagai literatur yang mampu memberi penjelasan pada pembaca yang kita sasar.
Keempat, mulailah berkreasi dengan perspektif sendiri untuk menciptakan solusi yang baru dengan pertimbangan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada pada solusi-solusi sebelumnya. Langkah ini memastikan bahwa kita akan melahirkan solusi baru, bukan masalah baru. Pastikan orisinalitas itu tetap terbawa, misalnya, dalam tulisan yang akan kita buat.
Kelima, coba perkenalkan produk baru kita tersebut secara terbatas tapi obyektif. Langkah ini bisa saja paralel dengan langkah keempat, untuk memastikan bahwa produk yang akan kita hasilkan bisa diterima di pasar, atau setidaknya ada potential market yang siap menyerapnya. Obyektifitas disini sangat mutlah kalau kita tidak ingin produk kita nanti hanya diminati oleh orang-orang terdekat dengan alasan simpati. Dalam hal kepenulisan, peran reviewer sangat dibutuhkan dalam fase ini.
Tiru dan Gagallah
Terakhir, sebuah penjelasan tentang inovasi yang sangat membekas di benak kami datang dari seorang vokalis Sheila On Seven dalam sebuah artikel di majalah musik yang kami baca, Achdiyat Duta Mojo:
Seorang penyanyi selain memiliki talenta berupa keunikan suara, harus juga memperkaya hasil karya musisi lain, terutama yang menginspirasinya. Kemudian, tiru caranya menyanyi dan pastikan anda gagal, karena anda punya pita suara sendiri.
Jadi, apakah sekarang anda tahu dimana potongan apel pada logo Apple?
Selamat berinovasi, Mari Teleportasikan Manfaatnya.
1 komentar